PDIP Marah Jokowi Langgengkan Dinasti,  Saatnya Dorong Pemakzulan

Politikus Senior PDIP, Panda Nababan  dengan lugas mengakui dirinya sekarang ini sangat kecewa dengan sikap Presiden Joko Widodo  yang tiba-tiba berbalik arah tidak lagi bersama dirinya mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres yang diusung PDI Perjuangan. Padahal  menurutnya Jokowilah orang yang pertama bergerilya  mendorong Ganjar untuk diusung menjadi Calon Presiden melalui PDI Perjuangan.

‘’Akulah yang diajak langsung. Bicara empat mata di istana  dalam ruangan khusus. Aku yang diminta melobi orang PDIP karena aku senior katanya. Akulah yang diminta mengkondisikan Bambang Pacul, Trimedia  termasuk Mbak Puan dan Bu Mega. Eh tiba tiba kejadiannya begini,’’ ujarnya saat hadir di studio Abraham Samad Speak UP.,

Panda Nababan  diundang podcast bersama di chanel Abraham samad membahas situasi negara politik menjelang pemilu 2024 yang sedang tidak baik amat. Bahkan demokrasi semakin terancam dengan Langkah Presiden melanggengkan dinasti.

‘’Aku tahu betul perasaan  Bu Mega, betapa sakitnya dengan kejadian ini.  Bu Mega adalah orang yang sangat menjaga konstitusi, menjunjung tinggi penegakan hukum. Tapi dengan keputusan MK sampai akhirnya ada parodi pamanku datang, itu memalukan dan menyakitkan,’’ Panda Nababan  diamini Abraham Samad.

Bukti Bu Mega menjaga demokrasi dan konstitusi sesungguhnya sangat terbuka terang dalam kebijakannya selama ini. Bu Mega punya anak Mbak Puan yang sekarang menjabat Ketua DPR, pernah menjabat Menko dan lain sebagainya. Tapi demi konstitusi dan demokrasi Bu Mega tidak memaksakan keluarganya untuk diberikan perlakuan khusus bisa maju capres atau kepala daerah. 

‘’Orang ungkapan bahwa yang penting dipilih rakyat tak perlu partai. Jangan berkata begitulah. Bagaimanapun Partai yang punya otoritas mengusung. Anda tidak akan maju tanpa ada ‘’teken’’ dari Partai politik,’’ tambahnya lagi menjelaskan selama ini PDIP banyak berkorban dengan keluarga Jokowi dan tidak pernah menduga akan dibalas dengan kejadian seperti ini. Selain pencalonan Jokowi termasuk anaknya Gibran dan mantunya Boby. ‘’Sebenarnya PDIP sudah punya calon tapi karena ada permintaan makan didahulukan,’’ tambahnya.

Panda menjelaskan gagasan pemakzulan Presiden adalah bukan gerakan sakit hati dan bukan cerita pinggir jalan yang bisa dianggap sepele begitu saja. ‘’Pemakzulan itu bisa terjadi dan  bisa terbukti,’’ ujarnya menambahkan pemakzulan ini bukan hal yang tabu namun konstitusi sangat jelas mengatur  dan memberi ruang untuk dilakukan.

Pertanyaannya apakah  Megawati  dan PDIP akan  serius mendorong pemakzulan terhadap Jokowi. Tonton lebih lengkapnya dalam chanel Abraham Samad Speak UP

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *