Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal (Purn) Andika Perkasa mengakui ancaman praktik kecurangan pemilu dan Pilpres 2024 mendatang sangat terbuka lebar. Bahkan masuk kategori sangat rawan meski tanda-tanda yang mengarah pada ancaman akan terjadi caos massa seperti di tahun 1998 itu belum ada. Oleh karena itu, Andika mengajak semua pihak bertanggungjawab menjaga integritas pemilu dan pilpres dengan menahan diri tidak menghalalkan segala cara untuk menang.
‘’Bahwa apakah Pilpres sekarang ini rawan? Iya sangat rawan. Tapi juga mungkin sebagai pengingat bahwa masih banyak masyarakat yang baik hatinya. Saya kok optimis kalau saja ada yang senang melibatkan pihak – pihak yang sebetulnya yang tidak boleh terlibat dalam pemilu, tapi ditarik-tarik pasti akan ketahuan juga dan pada akhirnya dan akan diperiksa,’’ ujar Andika Perkasa saat tampil Podcast di Youtube Abraham Samad Speak UP.
Andika juga menaruh harapan besar terhadap Mahkamah Konstitusi (MK) yang akan memeriksa sengketa hasil pemilu dan pilpres. Apalagi Anwar Usman sudah dicopot dari jabatan Ketua MK serta tidak dilibatkan lagi dalam pemeriksaan sengketa hasil Pilpres nanti.
‘ ‘Kalau MKnya (Mahkamah Konstitusi—red) fair adil dalam memeriksa perkara maka sinyalemen akan terjadi caos, itu tidak akan terjadi,’’ tambahnya sambil memberi apresiasi pada Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) atas putusannya yang dianggap maksimal tidak lagi membolehkan Anwar Usman terlibat menangani sengketa pemilu dan pilpres.
Andika mengakui tekanan bagi pejabat termasuk pejabat TNI untuk ikut berbuat curang dalam pemilu itu berpotensi ada. Namun khusus kepada calon Panglima TNI Jenderal Agus, Andi mengaku sangat percaya dan yakin akan bisa mengatasi tekanan tersebut. ‘’Saya juga dulu mengalami ada tekanan. Saya menyaksikan pemilu 2014 dan pemilu 2019 dan kecurangan,’’ ujar Andika menambahkan Jenderal Agus adalah kawan dia yang dikenal betul sehingga yakin bisa mengatasi tekanan tersebut. Seperti apa tekanan pelibatan dalam kecurangan itu.