Jakarta — Semakin kuat desakan agar institusi Kepolisian segera melakukan reformasi diri. Pengamat Politik dan Pertahanan dari Universitas Nasional (UNAS) Jakarta Dr. Selamat Ginting berharap Kepolisian segera mereformasi diri. mengatakan bahawasanya kebencian dam kekecewaan masyarakat terhadap kepolisian belakangan ini semakin memuncak. Dan fenomena itu harus segera di perbaiki. Menurutnya, cukup banyak polisi yang baik. Namun diperhadapkan pada situasi yang tidak biasa, hingga terjadi tindakan yang tidak humanis saat pengamanan aksi unjuk rasa. Kepolisian dan DPR, kata Selamet adalah dua institusi yang dinilai memiliki tingkat kepuasan publik yang rendah. Bahkan sekarang ini kepolisian Indonesia sudah dicoret dari komunitas polisi humanis di dunia.
‘’Maka ketika demo demo, saya pertanyakan juga, ke mana pasukan dalmas (pengendalian masyarakat), ke mana pasukan sabhara. Inikan langsung Brimob, ada apa?,’’ jelasnya saat tampil di chanel youtube Abraham Samad Speak UP.
‘’Saya lihat tanggal 28-30 Agustus nyaris lumpuh. Artinya polisi tidak ada di mana- mana. Dia konsentrasi untuk mengamankan dirinya,’’ tambahnya.
Sebelumnya mantan Wakapolri, Oegroseno juga mengkritisi sistem pengamanan unjuk rasa yang dilakukan oleh pihak kepolisian di lapangan. Bahkan menurutnya, seandainya semua anggota Kepolisian di seluruh Indonesia paham betul pedoman pengamanan unjuk rasa di lapangan, maka tragedi akhir Agustus tidak perlu terjadi. Oegro juga menjelaskan pentingnya ada tim gabungan pencari fakta untuk mengungkap peristiwa dibalik tragedi unjuk rasa di penghujung akhir bulan agustus tersebut hingga menelan korban jiwa sebanyak 10 orang belum termasuk korban luka luka lainnya. (ASA)
Polisi Indonesia Dicoret sebagai Polisi Humanis di Dunia



